SepintasInfo, Jakarta: Pesawat Singapore Airlines rute London Inggris menuju Singapura, mengalami turbulensi parah. Akibatnya, seorang penumpang tewas dan puluhan orang cedera, hingga pesawat kemudian melakukan pendaratan darurat di Bangkok, Thailand, Selasa (21/5/2024).
Singapore Airlines belum memberi penjelasan di titik mana korban luka dan kematian itu terjadi. Namun dikutip dari Reuters, seorang penumpang mengaku turbulensi menyebabkan para penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman terlempar.
Mereka terlempar ke atas dan menabrak kabin. Laporan media Thailand menyebutkan ada 30 orang terluka, sedangkan Singapore Airlines belum merinci berapa orang yang terluka.
Apa itu Turbulensi?
Kecelakaan penerbangan akibat turbulensi adalah jenis yang paling umum terjadi. Ini berdasarkan studi tahun 2021 oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS.
Dari 2009 hingga 2018, badan AS tersebut menemukan bahwa turbulensi menyumbang lebih dari sepertiga kecelakaan penerbangan. Sebagian besar mengakibatkan satu atau lebih penumpang cedera serius, namun tidak ada kerusakan pada pesawat.
Turbulensi merupakan golakan massa udara yang bergerak secara tidak beraturan ke segala arah dan sering mengakibatkan guncangan selama penerbangan. Turbulensi merupakan hal yang wajar dirasakan, akan tetapi kejadian turbulensi hebat dapat membahayakan dan merugikan suatu kegiatan penerbangan.
Umumnya peristiwa turbulensi terjadi secara tiba-tiba dan dapat terjadi pada semua fase kegiatan penerbangan. Seperti pada fase menaikkan ketinggian awal (intial climbing), fase jelajah pesawat (cruising), maupun pada fase penurunan ketinggian menuju pendaratan (descending).
Turbulensi kerap dirasakan penumpang pesawat terbang ketika kondisi cuaca buruk, namun juga dapat terjadi pada saat cuaca cerah. Terdapat 4 kategori turbulensi akibat cuaca yang diukur berdasarkan intensitas kekuatannya.
Yaitu kategori turbulensi ringan (light turbulence), turbulensi sedang (moderate turbulence). Selanjutnya, turbulensi hebat (severe turbulence), dan kategori turbulensi sangat hebat (extreme turbulence).
Dampak dari turbulensi ringan dan sedang umumnya tidak berbahaya dan masih dapat dikendalikan oleh penerbang. Namun kejadian turbulensi setingkat severe turbulence dapat mengakibatkan penerbang kehilangan kendali pesawat dalam sesaat.
Hingga membuat barang-barang dalam kabin berjatuhan, serta perubahan ketinggian pesawat terbang secara mendadak. Selain menyebabkan pesawat tidak dapat dikendalikan, kejadian turbulensi ekstrem juga dapat mengakibatkan kerusakan fatal pada struktur pesawat.
Sehingga pesawat itu harus diperiksa kondisinya sesaat setelah mendarat.
sumber:rri.co.id
More Stories
Harga Tiket Pesawat Turun 10%, periode Natal dan Tahun Baru 2024-2025
Naik 6,5%, Begini Perkiraan UMP Tahun 2025 di 38 Provinsi
Jalan Tol Pertama di Pulau Kalimantan yang Panjangnya 97,27 Kilometer, Jadi Pendukung Konektivitas Kawasan IKN