SepintasInfo, Israel dilaporkan membombardir Rafah, Minggu malam. Padahal wilayah itu merupakan area aman 1 juta lebih pengungsi Gaza.
Setidaknya 45 orang dilaporkan tewas. Foto-foto yang dimuat sejumlah media asing memperlihatkan bagaimana kebakaran besar terjadi di kamp-kamp tenda di kota Rafah dengan korban-korban ditemukan tewas terbakar.
Dalam sebuah rekaman video terlihat api berkobar di tengah kegelapan, di mana orang-orang berteriak panik. Sekelompok pemuda mencoba menarik besi dan selang dari sebuah truk pemadam kebakaran untuk memadamkan api.
Para korban selamat mengatakan mereka sedang bersiap tidur saat serangan Israel menghantam lingkungan mereka di Tel Al-Sultan. Wilayah itu sendiri kini menjadi tempat ribuan orang pengungsi tinggal, setelah Israel memulai secara resmi serangan darat di Timur Rafah, lebih dari dua minggu lalu.
“Kami sedang berdoa… dan kami menyiapkan tempat tidur anak-anak kami untuk tidur,” kata seorang ibu Palestina di sebuah rumah sakit, Umm Mohamed Al-Attar, dikutip Reuters, Selasa (28/5/2024).
“Tidak ada yang aneh, kemudian kami mendengar suara yang sangat keras, dan api muncul di sekitar kami,” isaknya.
“Semua anak mulai berteriak… Suaranya menakutkan. Kami merasa seperti logam akan menimpa kami, dan pecahan peluru jatuh ke dalam ruangan,” tangisnya.
Menurut pejabat kesehatan Gaza, lebih dari separuh korban tewas adalah perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia. Badan itu juga mengatakan korban tewas kemungkinan akan meningkat dari orang-orang yang menderita luka bakar parah.
Militer Israel sendiri mengatakan serangan mereka berdasarkan “data intelijen ya tepat”. Mereka mengklaim telah menewaskan kepala staf Hamas.
Pemboman ini juga terjadi di menyusul intersepsi delapan roket yang ditembakkan ke arah Israel dari kawasan Rafah. Ini merupakan pertama kalinya serangan masuk ke Israel dari wilayah itu sejak delapan bulan gempuran Israel ke Gaza.
Perlu diketahui, Israel terus melakukan serangan ke Rafah meskipun ada keputusan pengadilan tinggi PBB (ICJ) pada Jumat yang memerintahkan mereka untuk berhenti. Meski putusan bersifat mengikat belum ada lampu hijau dari Israel untuk menurutinya.
Kecaman Dunia
Di sisi lain tindakan Israel membuat kecaman dari banyak kepala negara dunia. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia “marah” atas serangan terbaru Israel.
“Operasi ini harus dihentikan. Tidak ada wilayah aman di Rafah bagi warga sipil Palestina,” katanya di X, dimuat laman Reuters.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE)Josep Borrell mengatakan keputusan ICJ harus dihormati. Sementara itu Menteri Luar Negeri Irlandia Micheal Martin mengatakan yang dilakukan Israel biadab.
“Hukum kemanusiaan internasional berlaku untuk semua orang, juga untuk perilaku perang Israel,” kata Baerbock.
“Selain kelaparan, penolakan untuk memberikan bantuan dalam jumlah yang cukup, apa yang kita saksikan tadi malam adalah hal yang biadab,” kata Martin.
Mesir yang berbatasan dengan Rafah juga mengutuk serangan Rafah. Negeri itu mengatakan serangan tersebut merupakan pemboman yang disengaja terhadap tenda-tenda pengungsi yang dilakukan militer Israel.
“Pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional,” tegasnya.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) juga mengutuk serangan Israel. Qatar mengatakan serangan Rafah dapat menghambat upaya menengahi gencatan senjata dan pertukaran sandera.
Pernyataan keras juga diberikan presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia menyebut Israel barbar dan akan meminta pertanggungjawaban.
“Kami akan melakukan segala yang mungkin untuk meminta pertanggungjawaban orang-orang barbar dan pembunuh yang tidak ada hubungannya dengan kemanusiaan,” kata Presiden Recep Tayyip Erdogan dikutip AFP.
Di sisi lain, negara Amerika Chili menyebut Israel sebagai penjahat. Presiden Gabriel Boric terang-terangan memberikan label itu di postingan Instagramnya.
Uni Afrika mengatakan serangan Israel mengerikan, apalagi dengan korban tewas anak-anak. Kesatuan negara Afrika itu menyebut Tel Aviv menghina keputusan internasional.
“Negara Israel terus melanggar hukum internasional tanpa mendapat hukuman dan menghina keputusan ICJ dua hari lalu yang memerintahkan diakhirinya aksi militer di Israel. Rafah,” kata Ketua Komisi AU Moussa Faki Mahamat pada X.
“Perintah ICJ harus segera ditegakkan jika ingin tatanan global terwujud,” tambahnya.
Apa Kata AS
Sementara itu, sekutu Israel tak memberikan kecaman. Namun pemerintah AS mengatakan Israel harus berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil.
“Seperti yang telah kami jelaskan, Israel harus mengambil segala tindakan pencegahan untuk melindungi warga sipil,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS dalam sebuah pernyataan.
“Kami secara aktif melibatkan IDF dan mitranya di lapangan untuk menilai apa yang terjadi,” tambah juru bicara tersebut.
Dewan Keamanan PBB
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat pada Selasa ini waktu AS, setelah serangan mematikan Israel terhadap kamp pengungsi di kota Rafah, Gaza selatan. Mengutip AFP, pertemuan tertutup itu diminta oleh Aljazair, yang saat ini menjadi anggota tidak tetap dewan tersebut.
sumber:cnbcindonesia.com
More Stories
Harga Tiket Pesawat Turun 10%, periode Natal dan Tahun Baru 2024-2025
Naik 6,5%, Begini Perkiraan UMP Tahun 2025 di 38 Provinsi
Jalan Tol Pertama di Pulau Kalimantan yang Panjangnya 97,27 Kilometer, Jadi Pendukung Konektivitas Kawasan IKN