SepintasInfo, Kondisi di wilayah Timur Tengah masih terus memanas. Ini disebabkan serangan Israel secara membabi buta di wilayah Gaza, Palestina, yang menewaskan hingga 37 ribu lebih warga sipil.
Sejauh ini, belum ada tanda konkret perang akan berakhir. Meski begitu, diskusi internasional di forum PBB mulai mengarah pada resolusi konflik dan perdamaian jangka panjang.
1. Perdamaian di Depan Mata?
Dewan Keamanan PBB telah mengadopsi resolusi yang menyerukan Hamas untuk menyetujui proposal tiga fase penyanderaan untuk gencatan senjata versi Amerika Serikat (AS). Ini pertama kalinya badan tersebut mendukung perjanjian perdamaian komprehensif untuk mengakhiri perang Gaza.
Empat belas anggota dewan memberikan suara untuk resolusi pada Senin (10/6/2024) malam waktu setempat. Tidak ada yang menentang, dan hanya Rusia yang abstain terhadap resolusi itu.
Proposal tersebut terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah gencatan senjata. Tahap kedua adalah pembebasan semua sandera dan tahap ketiga adalah peluncuran upaya rekonstruksi besar-besaran.
Resolusi tersebut juga menyerukan Hamas untuk menerima perjanjian tersebut dan mendesak kedua belah pihak “untuk sepenuhnya melaksanakan persyaratannya tanpa penundaan dan tanpa syarat”.
2. Komentar Hamas
Kelompok Palestina Hamas, Jihad Islam, dan Otoritas Palestina menyambut baik resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang diajukan AS, yang mendukung usulan gencatan senjata di Gaza. Dalam pernyataannya, Hamas mengatakan siap bekerja sama dengan para mediator untuk menerapkan prinsip-prinsip rencana tersebut.
“Hamas menyambut baik apa yang termasuk dalam resolusi Dewan Keamanan yang menegaskan gencatan senjata permanen di Gaza, penarikan penuh, pertukaran tahanan, rekonstruksi, pengembalian pengungsi ke daerah tempat tinggal mereka, penolakan terhadap perubahan demografi atau pengurangan apa pun di wilayah Jalur Gaza, dan pengiriman bantuan yang dibutuhkan kepada rakyat kami di Jalur Gaza,” kata kelompok militan itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Selasa.
3. Pengakuan Mengejutkan Netanyahu
PM Israel Benjamin Netanyahu memberi pernyataan mengejutkan. Ia mengatakan negaranya tengah berada dalam situasi sulit.
Pasalnya, Israel saat ini terlibat dalam perang di berbagai front, tetapi di waktu bersama juga mendapat tekanan internasional. Menurut penyiar publik Israel KAN, Netanyahu mengatakan Israel berperang di selatan di Jalur Gaza, di utara berarti Lebanon selatan dan di Yudea dan Samaria, atau Tepi Barat.
“Israel berperang di berbagai front sementara tekanan internasional yang berat diberikan kepada kami,” katanya setelah penilaian keamanan di markas Komando Pusat Angkatan Darat di Yerusalem pekan lalu, menurut surat kabar The Times of Israel yang dikutip Anadolu Agency.
“Saya dapat menjamin satu hal, apa pun yang terjadi sebelumnya tidak akan terjadi lagi,” katanya tentang serangan 7 Oktober.
“Kami akan mengubah kenyataan ini.”
4. Politik Israel Memanas
Kondisi politik Israel memanas. Ini disebabkan pengunduran diri salah satu kabinet perang Netanyahu, Benny Gantz, yang disebabkan belum adanya proposal pasca perang yang disetujui Tel Aviv.
“Keluar dari pemerintahan adalah keputusan yang rumit dan menyakitkan,” kata Gantz dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada Minggu malam di Israel.
“Netanyahu mencegah kita untuk bergerak maju menuju kemenangan sejati [di Gaza]. Itulah sebabnya kami meninggalkan pemerintahan darurat hari ini dengan berat hati, tetapi dengan sepenuh hati,” tambahnya.
Hal ini pun memicu pertentangan dari Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant. Ia menyebut keputusan Gantz itu sebagai sebuah kesalahan.
“Benny Gantz melakukan kesalahan ketika dia mengundurkan diri dari kabinet perang,” ujarnya dalam salah satu sesi di Parlemen Israel, Knesset.
5. Israel Bunuh Petinggi Hamas
Kelompok Hamas mengatakan salah satu komandannya yang ditempatkan di Tepi Barat. Komandan tersebut dibunuh oleh militer Israel dalam sebuah penyerbuan di dekat kota Ramallah, Senin malam.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyebut nama petinggi yang wafat adalah Mohammed Jaber Abdo. Abdo merupakan satu di antara empat pejuang Palestina yang tewas dalam insiden.
6. Prabowo ‘Turun Gunung’ Bahas Gaza
Menteri Pertahanan (Menhan) dan juga presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, melakukan kunjungan kenegaraan ke Yordania pada Senin. Setibanya di sana, presiden terpilih tersebut melakukan pertemuan dengan Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein di Amman.
Kunjungan Prabowo ke Yordania dilakukan untuk mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara konferensi tingkat tinggi “Call for Action: Urgent Humanitarian Response for Gaza” yang diselenggarakan Selasa, 11 Juni 2024.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menyampaikan salam hangat dari Presiden Jokowi serta menjelaskan bahwa Yordania telah menjadi salah satu mitra paling aktif dengan Indonesia dalam memperjuangkan rakyat Palestina.
“Pemerintah Indonesia saat ini juga terus memantau dengan cermat perkembangan yang memburuk di Gaza,” kata Prabowo, seperti dikutip dalam rilis resmi.
“Jumlah korban jiwa dan luka terus meningkat. Indonesia sangat prihatin dengan kondisi masyarakat di Gaza yang sangat rentan saat ini,” tambahnya.
Dalam pertemuan tersebut, keduanya menekankan pentingnya upaya bersama internasional untuk mengkoordinasikan dan meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Raja Abdullah II menggarisbawahi pentingnya konferensi tingkat tinggi tanggap darurat kemanusiaan di Gaza dalam menyatukan upaya untuk mengkoordinasikan dan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut, sehingga meringankan kondisi kemanusiaan yang sangat buruk. Ia juga menekankan perlunya gencatan senjata segera di Gaza dan perlindungan terhadap warga sipil.
Tak hanya itu, Raja Abdullah II juga mengungkapkan terima kasih dan rasa hormatnya atas kunjungan Prabowo, yang mewakili Presiden Jokowi di acara konferensi tingkat tinggi soal Gaza di Yordania.
“Yang Mulia Raja Abdullah II, didampingi oleh HRH Putra Mahkota Al Hussein, menerima Presiden terpilih dan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto dan menekankan pentingnya upaya internasional bersama untuk mengkoordinasikan dan meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza,” tulis akun X Pengadilan Kerajaan Hashemite @RHCJO mengenai pertemuan tersebut.
7. Israel Bom Lebanon
Militer Israel telah mengumumkan bahwa mereka telah menyerang kompleks militer Unit 4400. Ini digambarkan sebagai “unit penguatan logistik organisasi teroris Hizbullah”, di daerah Baalbek di Lebanon Utara.
Laporan Al Jazeera mengatakan bahwa serangan itu dilakukan sebagai respons terhadap jatuhnya helikopter militer Israel di Lebanon pada Senin malam. Selain di Baalbek, Tel Aviv juga mengumumkan telah melancarkan serangan ke di wilayah Itatron di Lebanon Selatan, tepatnya di sebuah situs militer dan dua bangunan militer milik Hizbullah.
Serangan ini sendiri terjadi setelah Israel membunuh tiga anggota Hizbullah dalam serangan udara terhadap konvoi tanker di distrik Hermel di Lebanon Utara di perbatasan dengan Suriah.
sumber:cnbcindonesia.com
More Stories
Chelsea Vs Aston Villa: Cole Palmer Ciamik, The Blues Menang 3-0
Harga Tiket Pesawat Turun 10%, periode Natal dan Tahun Baru 2024-2025
Naik 6,5%, Begini Perkiraan UMP Tahun 2025 di 38 Provinsi