December 12, 2024

Fakta Terbaru Nenek Moyang Afrika Berasal Dari Kalimantan

 

Sepintas Info,

Masyarakat Afrika disebut masih punya hubungan dengan penduduk purba di Kalimantan. Temuan itu berasal dari lukisan gua yang berada di Madagaskar.

David Burnery, profesor Paleobiology di University of Hawaii, bagian dari ekspedisi peneliti Gua Andriamamelo di bagian barat Madagaskar, menceritakan soal hubungan tersebut. Bukan hanya Kalimantan, terungkap pula penduduk Afrika memiliki hubungan budaya dengan Mesir.

“Seni gambar pertama di pulau Madagaskar, melukiskan alam dengan sosok menyerupai manusia dan hewan. Sebelumnya, seni yang ditemukan di batu di Madagaskar hanya berupa simbol-simbol dasar,” katanya dalam tulisan berjudul Madagascar cave art hints at ancient connections between Africa and Asia di The Conversation.

Dalam rumpun bahasa Austonesia yakni ditemukan pada Madagaskar bagian barat hingga Rapa Nui di Pasifik bagian timur, kata tersebut mewakili konsep ‘napas kehidupan’. Simbol yang sama ditemukan di sebuah gua di Kalimantan dan tidak ditemukan di wilayah lain di Indo-Pasifik. Di dalam gua terdapat lukisan yang berusia sekitar 2.000 tahun.

Huruf itu, disebut Burney, sebagai bagian dari unsur Asia dan Afrika pada bahasa penduduk. Selain juga budaya Madagaskar yang disebut Malagasy. Sebelumnya, para peneliti pra-sejarah menyimpulkan budaya Malagasy berasal dari Kalimantan. Namun dengan pengaruh bagian timur Afrika.

Tetapi hipotesis itu belum memiliki cukup fakta kapan penduduk pertama Malagasy tiba di Madagaskar. Lukisan di Andriamamelo dapat menjadi acuan karena tidak ada gambar peradaban yang lebih baru berasal dari budaya budaya Kristen, Muslim, bahkan Hindu.

Lukisan di gua tersebut juga tidak menampilkan simbol zebu, namun hewan yang telah punah selama ratusan tahun seperti penyu raksasa, burung gajah, hingga kungkang lemur raksasa. Simbol zebu menggambarkan binatang ternak Madagaskar selama ribuan tahun.

Gambaran hewan yang punah itu bisa jadi bukti kedatangan penghuni Madgaskar, karena sulitnya melakukan pengukuran berdasarkan teknik penanggalan karbon. Menurut tim peneliti dan Burney, usia lukisannya mencapai 2.000 tahun.