SepintasInfo, Kalbar-Bipang Ambawang, salah satu kuliner Kalimantan mendadak viral usai disebut Presiden Jokowi dalam pidatonya.
Ramai orang berselancar di internet untuk mengetahui apa sebenarnya Bipang Ambawang setelah dipromosikan Jokowi sebagai salah satu oleh-oleh Lebaran, pengganti mudik.
Belum banyak yang tahu kalau bipang ambawang berasal dari Kalimantan Barat (Kalbar). Usai disebut Jokowi, bipang Ambawang laris manis diserbu pembeli.
Lantas, apakah Bipang Ambawang itu?
Bipang adalah singkatan dari babi panggang. Kuliner babi panggang khas Kalimantan Barat ini pertama kali hadir hanya di Sungai Ambawang, Kubu Raya.
Di tanah Kalimantan, kuliner babi panggang ini memiliki cita rasa yang tidak kalah nikmat dengan babi panggang dari daerah lain di Indonesia.
Bipang Ambawang yang memiliki slogan Cita Rasa Babi Panggang Kampung ini dapat ditemui di Jalan Transkalimantan, KM 23.
Pemilik Restoran Raja Bipang Ambawang ini adalah seorang pemuda bernama Deky Junaedi. Ia bercerita, mulai menggeluti usaha kuliner babi panggang ini sejak tahun 2016.
“Bipang Ambawang sudah mulai ada sejak 2016. Sejak tahun lalu baru mulai dikenal. Tapi karena pandemi, ya kita fokus online saja,” jelas Deky ditemui di restorannya, Minggu (9/5/2021).
Deky mengaku, sejak disebut Presiden Jokowi dalam videonya, penjualan Bipang Ambawang secara online meningkat.
“Pak Jokowi kan berbicara bangga dengan produk lokal dan bisa memesan secara online di masa liburan ini. Maka, pemesanan secara online memang lebih ramai,” kata dia.
Sebelumnya, memang ramai yang memesan Bipang Ambawang secara online. Apalagi setelah diviralkan oleh Jokowi. Pengiriman Bipang Ambawang tidak hanya antarkota di Kalimantan Barat, tapi juga ke provinsi lain.
Biasanya dikirim ke Jakarta, Surabaya, Semarang, Makassar dan Medan. Paling banyak pemesanan dari Jakarta,” katanya.
Melihat isi instagram @bipangambawang ini, ramai vlogger kuliner, selebgram dan bahkan artis senior Roy Marten sempat mencicipi Bipang Ambawang.
“Bipang ini, bisa tahan selama 4 hari dalam perjalanan pengiriman. Setelah sampai di tangan konsumen, bisa langsung dipanaskan. Digoreng atau dimasukkan ke dalan oven,” tutupnya.
Awalnya, kata Deky, babi panggang ini hanya bisa dinikmati saat ada perayaan pesta. Seperti pesta pernikahan dan kumpul keluarga misalnya. Selain itu, hanya bisa dinikmati oleh keluarga tertentu saja. Karena biaya yang dikeluarkan cukup mahal.
“Karena saya dan keluarga ingin lebih mengembangkan tradisi turun temurun di kampung halaman, maka kami membuka restoran Bipang Ambawang ini,” jelasnya.
Kini, bipang Ambawang ini bisa dinikmati hampir semua kalangan. Di restoran ini, babi yang dipanggang adalah babi muda berumur 3-5 bulan. Berat atau ukurannya yang sedang, bsa mencapai 16 sampai 17 kilogram.
Babi ini merupakan babi kampung yang dipelihara oleh warga. Babi kampung peliharaan ini diberi pakan sagu, singkong, dan pelepah pisang.
Babi pilihan tersebut kemudian diolah secara tradisional dan dipanggang di atas tungku arang. Proses pemanggangannya memakan waktu hingga 10 jam.
Ketika dipanggang, bipang khas keluarga Deky ini tidak menimbulkan bau. Lamanya proses pemanggangan menghasilkan babi panggang istimewa. Lezat dengan kulit krispi atau garing merekah namun kelembutan dagingnya tetap terjaga.
Proses pemanggangan pun tidak menggunakan berbagai bumbu penyedap rasa. Bipang Ambawang hanya menggunakan garam dan cuka sebagai penyedap rasa. Inilah yang menjadi cita rasa babi panggang kampung, sesuai slogannya.
Banyak menu yang disediakan bagi pecinta kuliner babi. Harga per porsi mulai dari Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu. Kalau per ekor, harganya bisa sampai Rp 2 juta. Semua tergantung ukuran.
“Awalnya kami menjual babi satu ekor yang utuh. Namun karena memikirkan kantong masyarakat agar terjangkau, akhirnya untuk makan di tempat kami menyediakan per porsi, seperempat ekor sampai satu ekor,” ujarnya.
Menu yang disajikan, ada Paket Barage yang di dalamnya terdapat satu ekor babi panggang, nasi, lalapan, kuah te tow theng, sambal antuha dan kit iu.
“Untuk Paket Barage, harga paling tinggi mencapai dua juta rupiah. Ini tergantung jumlah orang yang makan,” beber Deky.
Ada juga menu khusus setengah ekor yang harganya Rp 1 juta, paket seperempat ekor dengan harga Rp 500 ribu. Untuk per porsi, ada menu Saporsi Boh, Saloneng Boh, Loneng Pades, Sigah Rampah, Mipang Zuzuzu, Kepala Babotn, Sup Perut Babi dan lainnya.
“Per hari, kalau lagi ramai bisa menghabiskan enam sampai 12 ekor. Kalau lagi sepi, ya tiga ekor saja per hari,” jelas Deky.
Sejak pandemi pada tahun lalu, pemesanan secara langsung atau menyantap di restoran memang ada penurunan. Karena orang-orang takut tidak bisa kemana-mana di masa pembatasan aktivitas ini. “Jadi, kami lebih fokus jualan secara online,” katanya.
Karena penjualan secara online, kata Deky, maka pihaknya sedang giat-giatnya berpromosi untuk Bipang ini. Ia pun tidak menyangka Bipang Ambawang dimention oleh Presiden Jokowi.
“Saya bangga dan senang produk saya disebut Pak Jokowi. Juga bersyukur. Karena kami ingin Ambawang bisa berkembang dan dikenal. Saya nggak nyangka bisa disebut Pak Jokowi. Kami menerima ini sebagai berkat dari Tuhan,” ucapnya.
Sejujurnya, lanjut Deky, ia tidak tahu kenapa Bipang Ambawang bisa sampai dimention oleh Presiden Jokowi. Ia pun juga tidak tahu ada atau tidaknya orang-orang di kementerian atau pemerintah pusat yang pesan Bipang Ambawang ini.
“Tapi, yang pasti memang Bipang Ambawang adalah salah satu produk lokal yang berasal dari Kalimantan Barat,” ujar dia.
sumber:kalbar.suara.com
More Stories
Destinasi Baru di Samarinda Seberang, Wisata Aladin Perpaduan Kuliner-Rekreasi yang Mengesankan
Nasi Bekepor, Hidangan Kalimantan Timur Warisan Kerajaan Kutai Kertanegara
Promo Imlek! Deretan Diskon dari Hokben, Abuba Steak, Burger King, Wingstop